Akhirnya, Konsumenlah Yang Harus Menjaga Dirinya Sendiri
Setelah ramai dengan berita tentang makanan yang mengandung formalin, sekarang kita dikejutkan dengan adanya temuan dendeng dan abon yang mengandung DNA babi pada beberapa daerah di Indonesia kita ini.
Beberapa kasus yang terjadi pada dunia pangan kita, memperlihatkan betapa pengawasan makanan dan obat di negeri ini belum bisa menjamin keamanan dan kehalalan seuatu produk makanan, minuman dan obat-obatan bagi konsumen.
Berbeda sekali dengan dengan FDA-nya Amerika Serikat yang mempunyai kredibilitas sangat tinggi sehingga keamanan makanan yang dikonsumsi rakyat Amerika begitu terjamin, di negara kita, adanya BPOM ternyata belum bisa mewujudkan itu semua.
Sehingga pada akhirnya kita para konsumenlah yang harus betul-betul berhati-hati dalam membeli produk makanan dan minuman agar terhindar dari makanan atau minuman yang mengandung bahan berbahaya ataupun mengandung makanan yang tidak halal.
Khusus tentang makanan yang mengandung babi, sebagai muslim kita harus sangat berhati-hati karena babi adalah binatang yang haram untuk dimakan sebagaimana yang telah dengan jelas sekali disebutkan dalam Al Qur'an surat Al Baqoroh 173 berikut ini :
Artinya : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Adapun dendeng dan abon yang mengandung babi adalah sebagai berikut :
1. Dendeng/abon sapi gurih cap Kepala Sapi 250 gram. Produsen tidak diketahui.
2. Abon/dendeng sapi cap Limas 100 gram. Produsen Langgeng, Salatiga (tapi fiktif).
3. Abon/Dendeng sapi asli cap A.C.C. Produsen tidak diketahui.
4. Dendeng sapi istimewa merek Beef Jerky Lezaaat. Produksi MDC Food Surabaya.
5. Dendeng sapi Istimewa No 1 cap 999. Produksi S Hendropurnomo Malang.
Pustaka :
www. al-islam.com/ind
http://duniapangankita.wordpress.com
0 comments:
Post a Comment