Pernah Berada di Posisi Dilematis..?
Sahabat, saya mempunyai seorang teman lama. Ia teman sekolah saya dan kami sama-sama berasal dari desa. Setelah lulus ia merantau ke sebuah kota besar dan bekerja sebagai seorang security di bandara yang ada di kota tersebut.
As we know, di kota-kota besar, pergaulan sudah demikian sekuler. Pergaulan bebas, minuman beralkohol, party, adalah hal yang biasa. Untuk bisa survive kita harus bisa membawa dan menyesuaikan diri sebaik-baiknya.
Ketika bertemu, ia bercerita tentang pergaulan dan rekan-rekan kerjanya. Di kalangan rekan kerjanya, meminun minuman yang mengandung alkohol juga menjadi hal yang biasa. Bahkan terkadang sampai get drunk.
Terkadang rekan kerja teman saya juga mengajaknya untuk minum bersama. Untuk menjaga perasaan rekan kerjanya dan untuk menjaga kekompakan hubungan kerja agar tetap baik, terpaksa teman saya pun ikut minum walau hanya sedikit.
Jadi, ia terpaksa meminumnya karena jika ia tidak mau sama sekali, ia bisa dijauhi oleh rekan kerjanya, suasana kerja jadi tidak nyaman dan efek terburuk, ia mungkin bisa kehilangan perusahaan. Sementara di kondisi seperti sekarang ini mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah.
Di sisi lain ia sebenarnya mengetahui bahwa meminum minuman yang mengandung alkohol, yang banyaknya bisa memabukkan, itu adalah haram. Walau meminum hanya sedikit, tetap haram.
Disini ia mengalami konflik batin, jika minum ia tahu itu haram tapi jika tidak minum pergaulan dengan rekan kerjanya bisa renggang.
Akhirnya seperti telah disebutkan diatas, untuk menghormati temannya ia tetap minum tetapi hanya sedikit supaya tidak sampai mabuk.
Jika berada di posisi seperti itu jujur saya juga bingung, tapi mungkin yang harus dilakukan adalah berusaha untuk tetap sebaik mungkin menjaga hubungan tanpa harus ikut minum.
Bagaimana menurut sahabat...?
As we know, di kota-kota besar, pergaulan sudah demikian sekuler. Pergaulan bebas, minuman beralkohol, party, adalah hal yang biasa. Untuk bisa survive kita harus bisa membawa dan menyesuaikan diri sebaik-baiknya.
Ketika bertemu, ia bercerita tentang pergaulan dan rekan-rekan kerjanya. Di kalangan rekan kerjanya, meminun minuman yang mengandung alkohol juga menjadi hal yang biasa. Bahkan terkadang sampai get drunk.
Terkadang rekan kerja teman saya juga mengajaknya untuk minum bersama. Untuk menjaga perasaan rekan kerjanya dan untuk menjaga kekompakan hubungan kerja agar tetap baik, terpaksa teman saya pun ikut minum walau hanya sedikit.
Jadi, ia terpaksa meminumnya karena jika ia tidak mau sama sekali, ia bisa dijauhi oleh rekan kerjanya, suasana kerja jadi tidak nyaman dan efek terburuk, ia mungkin bisa kehilangan perusahaan. Sementara di kondisi seperti sekarang ini mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah.
Di sisi lain ia sebenarnya mengetahui bahwa meminum minuman yang mengandung alkohol, yang banyaknya bisa memabukkan, itu adalah haram. Walau meminum hanya sedikit, tetap haram.
Disini ia mengalami konflik batin, jika minum ia tahu itu haram tapi jika tidak minum pergaulan dengan rekan kerjanya bisa renggang.
Akhirnya seperti telah disebutkan diatas, untuk menghormati temannya ia tetap minum tetapi hanya sedikit supaya tidak sampai mabuk.
Jika berada di posisi seperti itu jujur saya juga bingung, tapi mungkin yang harus dilakukan adalah berusaha untuk tetap sebaik mungkin menjaga hubungan tanpa harus ikut minum.
Bagaimana menurut sahabat...?
0 comments:
Post a Comment